top of page

Penikmat Pagi

Jika sebagian dari kamu menyukai dan menjadi penikmat hujan,

maka aku hanya ingin mengatakan,

bahwa aku ini menyukai dan seorang penikmat pagi! :)

Semangat pagi, dunia!

Aku tahu hari ini pasti kamu akan sibuk. Sangat sibuk. Sama seperti biasanya. Hingga kamu jarang menikmati pagi. Sangat jarang, bukan?


Hai, dunia!

Bolehkah aku ceritakan sesuatu padamu tentang hal yang menarik? Entah ini hanya menarik untukku saja atau kau juga. Tapi, barangkali setelah aku ceritakan tentang ini, kau juga akan tertarik untuk menikmati.


Jadi begini,

Kau pasti mengenal pagi, kan?

Kehadirannya memang teramat singkat. Tapi bagiku, justru karena singkat, ia menjadi berharga!

Pernah melihat tanda-tanda ia akan datang?

Oh, kau harus melihat betapa sangat indahnya langit menyambut kehadiran pagi.

Pagi itu melenyapkan gelapnya malam. Pagi amat berani menggoreskan warna terang yang menawan di langit yang hitam. Mengubah dingin yang sebelumnya menusuk, menjadi dingin yang sungguh sejuk.


Pagi ternyata juga membawa mentari. Pantas saja, ia mampu bercahaya dan membuat suasana berseri-seri. Ya, itulah dia, si pagi hari.


Menikmati pagi hari di Bogor adalah salah satu kesempatan yang patut disyukuri. Setidaknya bagiku, yang berdomisili di sini. Meskipun tak jauh berbeda, dunia di sini juga sama sibuknya seperti dunia di ibukota. Tapi sang pagi di sini masih mampu menghadirkan udara. Bukan sekedar udara biasa, udara yang ketika engkau merasakannya lebih dalam, engkau akan merasakan kenyamanan dan sebuah rasa syukur yang tiada tara dengan kenikmatan Tuhan ini, yang tidak semua orang di pelosok dunia bisa merasakannya. Bahkan mungkin hal ini menjadi mimpi mereka.


Namun sayangnya.. Entah karena pagi yang terlalu singkat atau memang manusia yang tidak menaruh minat. Pagi yang sungguh elok itu dinikmati oleh sangat sedikit penikmat. Atau memang penikmat pagi itu sedikit ya? Haha, ya mungkin. Sebagian besar dari mereka lebih berminat untuk kembali menarik selimut, membaringkan badan pada kasur empuk di kamar yang hangat. Ah, ya itu juga nyaman.


Tapi pagi adalah suatu waktu yang paling mengesankan. Sayang seribu sayang jika hanya begitu saja kau lewatkan, kawan. Aku seringkali menyesal ketika pagi datang, aku telat bersiap. Padahal pagi menawarkan pensil warna yang bisa kita goreskan sebagai rangkaian cerita untuk mengawali hari yang lebih baik, berkualitas, indah, dan bermakna.


Pagi itu menumbuhkan harapan dan optimisme bagi mereka yang memang merasakan kehadirannya dengan rasa syukur. Jika pagi-pagi kita sudah bersungut tentang macetnya jalanan, bisingnya klakson pengemudi yang tidak sabar, atau mungkin perasaan-perasaan yang kemarin belum selesai, tidak mungkin muncul harapan dan optimisme itu di pagi hari.


Oleh karena itu, kadang aku berhasil menikmati pagi, kadang pula tidak.

Menjadi penikmat pagi, tidak hanya tentang menghirup udaranya, memandang warna langitnya, ataupun merasakan sejuk kabut dan embunnya, belum cukup. Menikmati pagi bagiku bagaimana aku bisa kembali memupuk harapan dan mimpi-mimpi. Karena ketika aku masih bisa merasakan pagi, artinya Tuhan masih memberikan kesempatan untuk aku berupaya. Sekuat yang aku bisa. Sebaik yang aku mampu.


Dunia, aku yakin kamu sangat mengenal pagi selayaknya kau mengenal siang, petang, juga malam kan? Sampaikan salamku pada pagi, aku sungguh berharap ia bisa hadir lebih lama. Agar menikmatinya tidak terlalu sebentar.

Suatu pagi di bulan November yang semakin menjauh

Bogor, 2015


Recent Posts
Archive
bottom of page